Jumat, 24 November 2017

Nemu Duren

Tidak Malu Karena Tidak Tahu
Itu adalah prinsipku. Prinsip yang dibangun sejak zaman SMA dan sudah mulai memudar seiring berkembangnya zaman. Tiba tiba pada suatu malam tanggal 22 November 2017 jam 20.15 aku mengingatnya kembali. Melalui sebuah tragedi memalukan dengan heny (teman kos)
Jadi beginilah kisah malu hari ini bersama heny, ukhti kelas yang dikenal paling alim setelah epin. Pada suatu malam ketika kami (aku dan heny) pulang dari alun alun selatan yogyakarta, tepatnya saat menuju kos. Selama perjalanan, kami fokus dengan jalan yang semakin sepi. Saat itu kami melewati sebuah jalan di perkampungan yang lumayan lebar dan sepi kendaraan. Tiba tiba~~ dari jauh kami melihat ada benda bulat yang mempunyai permukaan tajam. Dan benda itu adalah DURIAN. Kami melewatinya dengan perasaan bimbang dalam hati. Ada dua malaikat di kanan kiri kami yang membisiki, antara diambil atau dibiarkan saja tergeletak. Tiba tiba zzzzz, heny yang mengendarai sepeda motor langsung menghentikan sepeda motornya yang sudah berjarak sekitar 100 meter dari durian. Akhirnya malaikat jahat pun menang. Heny mempengaruhiku dan memutar balik sepeda motornya ke arah durian. Dia menyuruhku untuk mengambil durian itu. Sontak, akupun langsung nyomot durian tk berdaya yang sedang menanti pemiliknya.
Belum sempat aku kembali duduk diboncengan sepeda motor, ada bapak muda dengan sepeda motor kingnya dari arah sama sepertiku mendekati kami. "Oh, ya udah ambil saja". Ujar bapak itu sambil senyum senyum pasrah. Jedeeeeerrrr. Malunya disini. Ketika aku merasa semua orang yang berada di sekitar kami memperhatikan kami. "Ndak usah, buat bapak aja. Ini punya bapak", balas heny sambil mengembalikan durian ke arah bapak tadi. Sementara aku cuma diam sambil sesekali membantu heny membujuk bapaknya supaya mengambil durian. Tanpa melirik kanan kiri, adanya pengamat sandiwara. Dan akhirnya bapaknya tetap mengalah meninggalkan durian bersama kami. Sementara kami, saat itu sudah benar benar merasa sangat malu sekali, ketika kami merasa semua orang yang ada disekitar lokasi memperhatikan kami.
Aku sudah tidak bisa menahan malu lagi, dan meminta heny untuk cepat cepat meninggalkan lokasi tanpa harus memperhatikan sekitar, dengan arah jalan pulang yang berbeda dari sebelumnya.

Gasskeun Curug Muncar

Assalamualaikum. . Halo halo sahabat petualang lokal. . emm setelah sekian lama nggak update dolan, aku mau cerita sedikit nih menge...