Sabtu, 06 Januari 2018

Gasskeun Curug Muncar


Assalamualaikum. .
Halo halo sahabat petualang lokal. . emm setelah sekian lama nggak update dolan, aku mau cerita sedikit nih mengenai perjalananku liburan di akhir taun 2017 kemarin. Agak telat sih emang updatenya, ya maklum lah ya, mahasiswa tingkat akhir. Lagi sibuk sibuknya ngurus tugas akhir sama laporan laporan praktik. Eits. . tapi juga jangan dibuat beban. Itu kewajiban, tapi aku juga punya hak, refreshing. Kalo bisa ya dibuat seimbang lah antara hak dan kewajiban. Jadi, otak yang panas, segera dinetralkan dengan yang dingin- dingin (dolan hahaha).

Sama siapa??
Siapa lagi kalo bukan teman- teman inspiratif dari Inspirator Muda Purworejo (makannya ayo ikutan, sering diajak main lho). Ini adalah ketiga kalinya aku diajak main jauh (yah meskipun cuma di area lokal Purworejo). Ada siapa aja? Aku, Rindhy, Taufan (kami adalah orang-orang yang nggak pernah ketinggalan kalo diajak main), Mas Bugar (mulai cocok untuk gabung main bareng kita, meskipun geng mainnya ada dimana- mana), Ipunk (cuma ikut main kalo mainnya di deket rumahnya, Bruno), Lucky (bela belain meluangkan waktu, tenaga, dan keluarga meskipun dikangenin ibuknya di rumah), Nicho (sering mengumbar janji buat gabung, tapi baru terealisasi sekarang). Selanjutnya ada tambahan personil yang aku bawa, Anisa (temen SMA ku), Nicho ternyata juga memberi kejutan dengan membawa Nunung dan Viki (temen SMA).

Main kemana??
Sesuai dengan tawaran dari Taufan sebelumnya, kami main ke Bruno. Sebuah kecamatan di kabupaten Purworejo yang punya banyak pilihan destinasi untuk sekedar ngadem. Awalnya ada beberapa destinasi tujuan yang katanya lagi instagramable banget buat diposting. Berhubung cuaca yang tidak menentu (sempet hujan) dan hari sudah larut sore (padahal sebenernya masih kurang puas banget) kami hanya menempuh satu perjalanan tempat wisata. Dimana?? Berdasarkan voting suara terbanyak, kami memilih ke curug muncar. Karena sebagian besar dari kami belum pernah berkunjung ke tempat wisata yang menjadi salah satu ikon kecamatan Bruno.

Hari itu Minggu 31 Desember 2017 sebagai penutup tahun 2017, alhamdulillah pagi hari dengan langit biru berawan (cuaca yang paling cocok buat hunting foto). Padahal hari sebelumnya sudah pesimis bahwa hari itu akan turun hujan. Tuhan memberkati.
Jam 09.00 kami berkumpul di alun- alun Kemiri (basecamp IMP) untuk mengumpulkan personil. Sampai akhirnya selama satu jam kemudian semua personil baru berkumpul lengkap, jam 10.00 kami memulai perjalanan. Perjalanan selama 30 menit, kami tiba di rumah Taufan kira- kira jam 10.30. Ngobrol dulu, basa basi, sampai akhirnya membicarakan tujuan perjalanan. “Kita mau kemana sebenernya”. Dan setelah melakukan voting bersama, keputusannya jatuh pada curug muncar. Curug yang paling famous sejak aku kecil, dan cuma tahu namanya, hari ini aku akan melihatnya langsung. Gasskeuun. . .
Jam 11.00 kami melanjutkan pokok perjalanan yang sesungguhnya (tujuan utama). Saat itu, cuaca masih bersahabat dengan langit biru berawan. Dunia berpihak pada kami. Allah mengizinkan kami untuk bersenang senang sejenak. Seolah beban pikiran tidak serta merta ikut perjalanan, melainkan tertimbun dengan kedalaman tak terjangkau. (ini saat jalanan masih datar).

Perjalanan dari desa Brunorejo (rumah Taufan) menuju Curug Muncar yang terletak di desa Kaliwungu kecamatan bruno kira- kira membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Kami melewati jalan aspal untuk menuju desa Kaliwungu. Sudah tampak keindahan curug Muncar yang bisa terlihat di jalan raya. Sesampai di mulut desa, kami mulai melewati jalan bebatuan dengan corblok yang sudah mulai rusak, dan mulai merasakan sedikit tanjakan dan tikungan. Semakin lama, jalanan semakin mengerucut sempit, namun tidak terlalu mengerikan. Semakin mengerucut dan semakin tinggi tanjakan, itu pertanda bau air terjun mulai tercium.

Waktu 20 menit adalah perjalanan kami dari Brunorejo menuju tempat parkir menuju curug. Namun karena tujuan kami bukan mengunjungi tempat parkir, melainkan ke curug muncar. Jadi kami harus melanjutkan perjalanan lagi dengan jalan kaki. Karena perjalanan tidak mungkin dilanjutkan dengan mengendarai kendaraan, melihat kondisi jalan yang sangat memprihatinkan (memprihatinkan untuk motor kami apabila dipaksa menanjak). Oiya, disini kami hanya mengeluarkan biaya sebanyak 7000 untuk 3000 biaya parkir satu motor, dan 4000 untuk biaya masuk dua orang.

Kami melanjutkan perjalanan dengan trekking yang cukup jauh dengan berbagai medan trekking yang membuat perjalanan semakin seru. Dimulai dari melewati jalan setapak yang biasa digunakan warga setempat untuk pergi ke sawah atau hutan. Ada banyak pohon kopi yang tumbuh disana (tadinya aku pengen metik, tapi takut penunggunya marah). Lalu kami melewati parit kecil dengan kesegaran airnya. Setelah itu melewati jalan menanjak yang cukup licin, kemiringannya cukup tajam hampir 500, jalannyapun semakin sulit. Di area ini, suara deburan air curug perlahan mulai terdengar. Banyak sumber mata air yang terpancar dari tebing di kanan kiri perjalanan. Selanjutnya kami melewati beberapa pohon besar yang sudah terkesan rimbun yang menurutku cukup mistis. Selang kira- kira 30 menit perjalanan, yang kita cari akhirnya tepat di depan mata.

Perjalanan dengan napas ngos ngosan akhirnya terbayar dengan kenikmatan yang hakiki. Emmm. .  Cip1ratan air yang jatuh membasahi wajah kami langsung menghapus keringat yang bercucuran. (Sungguh nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan). Untuk membayar lelah selama perjalanan, kami menikmati kesegaran air dengan bersantai dibebatuan. Dilanjutkan dengan foto- foto ria untuk mengabadikan setiap moment (sebenernya sih buat pamer eheheh).

Curug Muncar berada diketinggian 900 m dari permukaan tanah dengan ketinggian air terjun sekitar 40 m dengan debit air yang cukup deras. Dari lokasi curug, kita bisa melihat pemandangan bawah dengan jelas. Curug Muncar tidak bisa digunakan untuk bermain air (ciblon) karena banyaknya bebatuan besar dan dibawah curug juga tidak terdapat kolam. Air yang jatuh langsung mengalir ke sungai di bawah yang membentuk beberapa curug kecil.
Jam 13.30 langit mulai merengut dengan menampakkan wajah mendung. Karena tidak ingin hujan- hujanan (besuk uas), kami memutuskan untuk kembali ke parkiran sebelum hujan membasahi kami. Meskipun dalam perjalanan menuju parkiran kami sudah diserang oleh rintikan hujan yang turunnya bergerombol (nggak berani sendiri). Ndakpapa, itu jadi bumbu pelengkap untuk sebuah petualangan supaya makin seru.
Akhirnya hujan lebatpun turun ketika kami sudah tiba di parkiran (Alhamdulillah Tuhan memberkati). Sambil menunggu hujan reda, yang lumayan lama kira kira 30 menit, kami menghabiskan bekal yang masih tersisa. Sampai akhirnya jam 15.00, hujan mulai menggerimis (mulai reda), kami langsung turun kembali ke peradaban masing- masing.

Terimakasih banyak buat teman- teman Inspirator Muda Purworejo (IMP) yang udah ngajak mbolang bareng. Terimakasih untuk petualangan seru, asyik dan menantangnya. Ayok nih buat teman- teman lain yang belum ikut gabung bareng kita (IMP), ditunggu kontribusinya ya gaess. Kontribusi buat apaa?? MBOLANG BARENG HAHAHAHAH. . . .





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gasskeun Curug Muncar

Assalamualaikum. . Halo halo sahabat petualang lokal. . emm setelah sekian lama nggak update dolan, aku mau cerita sedikit nih menge...