Halo
halo sahabat petualang lokal. . emm setelah sekian lama nggak update dolan, aku
mau cerita sedikit nih mengenai perjalananku liburan di akhir taun 2017
kemarin. Agak telat sih emang updatenya, ya maklum lah ya, mahasiswa tingkat akhir.
Lagi sibuk sibuknya ngurus tugas akhir sama laporan laporan praktik. Eits. .
tapi juga jangan dibuat beban. Itu kewajiban, tapi aku juga punya hak,
refreshing. Kalo bisa ya dibuat seimbang lah antara hak dan kewajiban. Jadi,
otak yang panas, segera dinetralkan dengan yang dingin- dingin (dolan hahaha).
Siapa
lagi kalo bukan teman- teman inspiratif dari Inspirator Muda Purworejo
(makannya ayo ikutan, sering diajak main lho). Ini adalah ketiga kalinya aku diajak
main jauh (yah meskipun cuma di area lokal Purworejo). Ada siapa aja? Aku,
Rindhy, Taufan (kami adalah orang-orang yang nggak pernah ketinggalan kalo
diajak main), Mas Bugar (mulai cocok untuk gabung main bareng kita, meskipun
geng mainnya ada dimana- mana), Ipunk (cuma ikut main kalo mainnya di deket
rumahnya, Bruno), Lucky (bela belain meluangkan waktu, tenaga, dan keluarga
meskipun dikangenin ibuknya di rumah), Nicho (sering mengumbar janji buat
gabung, tapi baru terealisasi sekarang). Selanjutnya ada tambahan personil yang
aku bawa, Anisa (temen SMA ku), Nicho ternyata juga memberi kejutan dengan
membawa Nunung dan Viki (temen SMA).
Main
kemana??
Sesuai
dengan tawaran dari Taufan sebelumnya, kami main ke Bruno. Sebuah kecamatan di
kabupaten Purworejo yang punya banyak pilihan destinasi untuk sekedar ngadem.
Awalnya ada beberapa destinasi tujuan yang katanya lagi instagramable banget
buat diposting. Berhubung cuaca yang tidak menentu (sempet hujan) dan hari
sudah larut sore (padahal sebenernya masih kurang puas banget) kami hanya menempuh
satu perjalanan tempat wisata. Dimana?? Berdasarkan voting suara terbanyak,
kami memilih ke curug muncar. Karena sebagian besar dari kami belum pernah
berkunjung ke tempat wisata yang menjadi salah satu ikon kecamatan Bruno.
Hari
itu Minggu 31 Desember 2017 sebagai penutup tahun 2017, alhamdulillah pagi hari
dengan langit biru berawan (cuaca yang paling cocok buat hunting foto). Padahal
hari sebelumnya sudah pesimis bahwa hari itu akan turun hujan. Tuhan
memberkati.
Jam
09.00 kami berkumpul di alun- alun Kemiri (basecamp IMP) untuk mengumpulkan
personil. Sampai akhirnya selama satu jam kemudian semua personil baru
berkumpul lengkap, jam 10.00 kami memulai perjalanan. Perjalanan selama 30
menit, kami tiba di rumah Taufan kira- kira jam 10.30. Ngobrol dulu, basa basi,
sampai akhirnya membicarakan tujuan perjalanan. “Kita mau kemana sebenernya”.
Dan setelah melakukan voting bersama, keputusannya jatuh pada curug muncar.
Curug yang paling famous sejak aku kecil, dan cuma tahu namanya, hari ini aku
akan melihatnya langsung. Gasskeuun. . .
Jam
11.00 kami melanjutkan pokok perjalanan yang sesungguhnya (tujuan utama). Saat
itu, cuaca masih bersahabat dengan langit biru berawan. Dunia berpihak pada
kami. Allah mengizinkan kami untuk bersenang senang sejenak. Seolah beban
pikiran tidak serta merta ikut perjalanan, melainkan tertimbun dengan kedalaman
tak terjangkau. (ini saat jalanan masih datar).
Perjalanan
dari desa Brunorejo (rumah Taufan) menuju Curug Muncar yang terletak di desa
Kaliwungu kecamatan bruno kira- kira membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Kami
melewati jalan aspal untuk menuju desa Kaliwungu. Sudah tampak keindahan curug
Muncar yang bisa terlihat di jalan raya. Sesampai di mulut desa, kami mulai
melewati jalan bebatuan dengan corblok yang sudah mulai rusak, dan mulai
merasakan sedikit tanjakan dan tikungan. Semakin lama, jalanan semakin
mengerucut sempit, namun tidak terlalu mengerikan. Semakin mengerucut dan
semakin tinggi tanjakan, itu pertanda bau air terjun mulai tercium.
Waktu
20 menit adalah perjalanan kami dari Brunorejo menuju tempat parkir menuju
curug. Namun karena tujuan kami bukan mengunjungi tempat parkir, melainkan ke
curug muncar. Jadi kami harus melanjutkan perjalanan lagi dengan jalan kaki.
Karena perjalanan tidak mungkin dilanjutkan dengan mengendarai kendaraan,
melihat kondisi jalan yang sangat memprihatinkan (memprihatinkan untuk motor
kami apabila dipaksa menanjak). Oiya, disini kami hanya mengeluarkan biaya
sebanyak 7000 untuk 3000 biaya parkir satu motor, dan 4000 untuk biaya masuk
dua orang.
Kami
melanjutkan perjalanan dengan trekking yang cukup jauh dengan berbagai medan
trekking yang membuat perjalanan semakin seru. Dimulai dari melewati jalan
setapak yang biasa digunakan warga setempat untuk pergi ke sawah atau hutan. Ada
banyak pohon kopi yang tumbuh disana (tadinya aku pengen metik, tapi takut
penunggunya marah). Lalu kami melewati parit kecil dengan kesegaran airnya.
Setelah itu melewati jalan menanjak yang cukup licin, kemiringannya cukup tajam
hampir 500, jalannyapun semakin sulit. Di area ini, suara deburan
air curug perlahan mulai terdengar. Banyak sumber mata air yang terpancar dari
tebing di kanan kiri perjalanan. Selanjutnya kami melewati beberapa pohon besar
yang sudah terkesan rimbun yang menurutku cukup mistis. Selang kira- kira 30
menit perjalanan, yang kita cari akhirnya tepat di depan mata.
Perjalanan
dengan napas ngos ngosan akhirnya terbayar dengan kenikmatan yang hakiki. Emmm.
. Cip1ratan air yang jatuh membasahi
wajah kami langsung menghapus keringat yang bercucuran. (Sungguh nikmat Tuhanmu
yang manakah yang engkau dustakan). Untuk membayar lelah selama perjalanan,
kami menikmati kesegaran air dengan bersantai dibebatuan. Dilanjutkan dengan
foto- foto ria untuk mengabadikan setiap moment (sebenernya sih buat pamer
eheheh).
Curug
Muncar berada diketinggian 900 m dari permukaan tanah dengan ketinggian air
terjun sekitar 40 m dengan debit air yang cukup deras. Dari lokasi curug, kita
bisa melihat pemandangan bawah dengan jelas. Curug Muncar tidak bisa digunakan
untuk bermain air (ciblon) karena banyaknya bebatuan besar dan dibawah curug
juga tidak terdapat kolam. Air yang jatuh langsung mengalir ke sungai di bawah
yang membentuk beberapa curug kecil.
Jam
13.30 langit mulai merengut dengan menampakkan wajah mendung. Karena tidak
ingin hujan- hujanan (besuk uas), kami memutuskan untuk kembali ke parkiran
sebelum hujan membasahi kami. Meskipun dalam perjalanan menuju parkiran kami
sudah diserang oleh rintikan hujan yang turunnya bergerombol (nggak berani
sendiri). Ndakpapa, itu jadi bumbu pelengkap untuk sebuah petualangan supaya
makin seru.
Akhirnya
hujan lebatpun turun ketika kami sudah tiba di parkiran (Alhamdulillah Tuhan
memberkati). Sambil menunggu hujan reda, yang lumayan lama kira kira 30 menit,
kami menghabiskan bekal yang masih tersisa. Sampai akhirnya jam 15.00, hujan mulai
menggerimis (mulai reda), kami langsung turun kembali ke peradaban masing-
masing.
Terimakasih
banyak buat teman- teman Inspirator Muda Purworejo (IMP) yang udah ngajak
mbolang bareng. Terimakasih untuk petualangan seru, asyik dan menantangnya. Ayok
nih buat teman- teman lain yang belum ikut gabung bareng kita (IMP), ditunggu
kontribusinya ya gaess. Kontribusi buat apaa?? MBOLANG BARENG HAHAHAHAH. . . .







Tidak ada komentar:
Posting Komentar