Pengertian
Demokrasi adalah bentuk sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya dalam
mewujudkan kedaulatan rakyat atas kekuasaan negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut. Menurut Abraham Lincoln, pengertian demokrasi
merupakan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (government of
the people, by the people and for the people). Hal ini berarti kekuasaan
tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak,
kesempatan dan suara yang sama dalam mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui
demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak. Maka sebagai
seorang rakyat hendaknya jangan sampai salah memilih seorang pemimpin yang
nantinya akan memimpin masa depan kehidupannya.
Indonesia
saat ini menganut sistem demokrasi pancasila. Yaitu sistem demokrasi yang
mementingkan keinginan, aspirasi dan suara hati nurani rakyat. Demokrasi
Pancasila merupakan perwujudan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang memiliki semangat ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sistem demokrasi di
Indonesia, pengambilan keputusan dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) secara musyawarah. Mereka bertanggung jawab dalam setiap keputusan yang
bertujuan untuk menyejahterakan rakyatnya. Namun kenyataan tidak seperti yang
diharapkan. Banyak penyelewengan yang dilakukan wakil rakyat kita.
Pertama, demokrasi di Indonesia katanya mementingkan keinginan
rakyatnya. Namun kenyataannya hanya janji-janji yang mereka dapatkan. Sebelum
dipilih menjadi wakil rakyat, mereka meninggalkan puluhan janji yang katanya
akan segera terwujud apabila mereka terpilih menjadi wakil rakyat. Nyatanya
hanya omong kosong yang mereka sampaikan. Saat ini rakyat Indonesia kenyang
dengan janji-janji para wakil rakyat, wakil dari mereka sendiri. Bahkan rakyat
banyak yang menderita akibat nafsu dari wakil mereka yang selalu tidak puas
dengan apa yang mereka dapatkan. Gaji selalu ingin dinaikkan, padahal semua
fasilitas, asuransi sudah ditanggung oleh pemerintah. Akibatnya rakyat juga
yang menderita.
Kedua, demokrasi itu bertujuan untuk menyalurkan aspirasi dan suara
hati nurani rakyat. Dan demokrasi itu memang ada berdasarkan landasan hukum
yaitu salah satunya terdapat dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”.
Namun ternyata, di Indonesia sendiri bukannya sebagai wadah dalam menampung
aspirasi rakyat. Demokrasi itu hanya sebagai tempat untuk selfie. Demokrasi
ajang untuk menonjolkan diri. Bahkan aspirasi rakyat disimpan agar nama
pencetus “demokrasi” masih tetap tercium harum. Itulah warna demokrasi dalam
negeriku. Negeri yang katanya menjunjung tinggi asas demokrasi, namun ribuan
rakyat masih berkerimunan dengan kemiskinan, miskin informasi, miskin keadilan.
Selain dari sisi wakil rakyat, rakyatnya sendiri juga berpengaruh
dalam budaya demokrasi di Indonesia. Inti dari budaya demokrasi yaitu meliputi
kerjasama, saling percaya, menghargai keanekaragaman, toleransi,
kesamaderajatan, dan kompromi.
Di Indonesia, kerjasama sesama anggota masyarakat masih sangat
kurang. Mereka hanya mementingkan kerjasama yang menguntungkan bagi diri
sendiri. Mungkin mereka merasa, untuk apa dilakukan kerjasama? Padahal wakil
mereka sendiri tidak bisa diajak kerjasama dalam melaksanakan tanggung
jawabnya. Tanggung jawab untuk mengatur rakyat, melindungi rakyat, memilihkan
yang terbaik untuk rakyatnya.
Saling percaya di zaman sekarang ini , terutama di Indonesia,
sangatlah susah mencari orang yang mudah atau dapat dipercaya. Hal itu sangat
mengurangi budaya demokrasi di Indonesia. Ketidakpercayaan rakyat juga
merupakan efek dari wakil rakyat yang gagal menjalankan tugasnya. Rakyat
tertipu dengan janji yang mereka berikan.
Keanekaragaman di Indonesia biasa disalahgunakan. Keanekaragaman
bukannya dihargai, malah dijadikan ajang untuk angkuh-angkuhan. Maksudnya,
keanekaragaman tidak dapat diterima rakyat Indonesia, seperti halnya
perkelahian antar suku, ejek-ejekan antar suku, bangga-banggaan sukunya.
Di Indonesia bersikap toleransi itu juga sangatlah susah. Karena
warga Indonesia itu rata-rata hanya mementingkan pendapatnya saja. Tak pernah
mau menghargai pendapat orang lain. Sehingga susah untuk mencapai demokrasi
yang sesungguhnya.
Kesamaderajatan di Indonesia, terutama di mata hukum sangatlah
tidak adil. Lihat saja, para pejabat yang melakukan korupsi bermilyaran rupiah.
Mereka hanya dihukum kurang lebih lima tahun. Dengan fasilitas yang sangat
memadai, bagaikan hidup di hotel. Bahkan tidak sampai lima tahun, mereka berani
membayar mahal agar bisa terbebas dari
penjara. Berbeda dengan rakyat kecil yang hanya mencuri barang sepele. Misalnya
seorang maling ayam, dengan tegas hukum menetapkan hukuman penjara sampai berbulan-bulan.
Hal ini menunjukkan bahwa keadilan di Indonesia masih lemah. Hukum masih bisa
dibeli dengan uang. Padahal salah satu prinsip demokrasi yaitu persamaan
kedudukan di depan hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar