Sabtu, 03 Juni 2017

Menggali Potensi Lewat Kelas Inspirasi

Pernahkah kalian berfikir, untuk apa hidup? Mencari kebahagiaan, kesuksesan, ketenaran? Sebagian besar orang menganggap dan itu anggapan yang benar bahwa hidup cuma sekali, kita hanyalah singgah mencari bekal untuk kehidupan selanjutnya. Jadi, sudahkah kalian memperoleh bekal itu? Jika sudah, apakah kalian sudah puas dengan bekal yang anda miliki saat ini?

Berbuat baik dan menjadi relawan. Ya. Itu langkah awal yang akan saya ambil untuk mencari bekal di dunia. Saat ini, akhir-akhir ini, hati saya mulai tergerak untuk turun tangan dalam dunia sosial, dunia kerelawanan. Dan itu baru saya sadari setelah sekian lama berfikir. “Sebenarnya apa sih passion saya?” Kuliah di bidang kesehatan, khususnya di keperawatan pun tidak cukup. Saya mulai sadar bahwa saya tidak terlalu tertarik di bidang tersebut. Entah sejak kapan. Karena awalnya memang orang tua lah yang menginginkan saya untuk jadi seorang perawat. Namun semakin bertambahnya waktu, ternyata saya tidak menikmati perjalanan itu. Saya berusaha mencari jalan lain, pengalaman lain diluar bidang itu. Dan saya akhirnya dipertemukan dengan sebuah komunitas bernama Kelas Inspirasi Purworejo.

Berawal dari Kaos
Awal mula, saya cuma tertarik dengan kaos teman saya, yang juga anggota komunitas KIP. Saya merasa mereka semua keren, punya kaos seorang relawan. Akhirnya saya kepo, buka buka website kelas inspirasi, yang akhirnya membuat saya takjub dengan agenda mereka. Berbagi motivasi untuk anak-anak negeri, melalui sehari mengajar untuk memperkenalkan profesi. Saya mulai mengikuti perkembangan komunitas, untuk memantau kapan pembukaan rekrutmen untuk relawan panitia KIP.

Senin, 6 Februari 2017.
Hari pertama pendaftaran relawan KI. Hari itu kebetulan saya lagi dikosan teman saya, yang kebetulan juga ada wifi, dan kebetulan juga saya bangun pagi. Tepat jam 03.00 saya buka website KIP, tak lain adalah untuk mendaftarkan diri. Saya mengisi pertanyaan dengan sebaik baiknya semampu saya. 

Jumat, 24 Februari 2017.
Hari itu pengumuman panitia lokal KIP. Hasilnya. . Alhamdulillah saya lolos masuk divisi dokumentasi. Asal-asalan masuk dokumentasi, itupun saya tidak tahu benar mengenai teknik-teknik dokumentasi dan fotografi yang baik. Yang lebih parah lagi, saya tidak punya alat dokumentasi berupa kamera. Kakak saya memberi solusi untuk pinjam dulu di kakak ipar. Dan saya terima, meskipun agak canggung.

Saya bingung sendiri, apa yang menjadi pertimbangan rekrutmen sehingga saya bisa lolos sebagai panitia di divisi dokumentasi. Apa karena saya pendaftar pertama, jadi dibebaskan untuk persyaratan-persyaratan lainnya. Entah. Mungkin ini memang jalan terbaik dariNya untuk saya bisa berubah ke yang lebih positif.

Bertemu Teman Baru
Perjalanan saya kala itu memang benar-benar sendiri. Awalnya saya mengajak teman saya untuk mendaftar, yang kebetulan si teman tidak lolos seleksi. Karena awalnya saya juga merasa ragu dan tidak percaya diri untuk bergabung seorang diri dalam komunitas itu. Dan akhirnya, saya memang ditakdirkan untuk mencari pengalaman seorang diri, benar-benar sendiri.

Berangkat pertama, mengikuti perkenalan dengan teman-teman baru, di SMA N 7 Purworejo. Saya berjalan dengan seorang teman yang tadi sudah kenalan di parkiran saat membantu saya menegakkan motor saya yang tidak sengaja ambruk. Sudah tercium bau-bau inspiratif di ruangan ini. Jadi bangga saya yang hanya seorang mahasiswa kupu-kupu yang suka maen bisa bergabung dengan komunitas besar di Purworejo. Teman-teman yang saya temui ternyata tidak seperti yang saya bayangkan. Mereka kebanyakan sudah bekerja dan tentunya sudah banyak pengalaman. Saya sempat berfikir, mereka saja yang sudah sibuk dengan pekerjaan dan keluarga sempat memikirkan orang lain di sana, mengapa saya tidak? Saya yang belum banyak kerjaan, yang tiap hari Cuma kuliah, Sabtu Minggu pulang kerumah, baru saja bisa meluangkan waktu sekarang. Betapa terlambatnya saya. Namun kata orang bijak, tidak ada kata terlambat. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Hari Inspirasi
Hari inspirasi merupakan puncak dari serangkaian kegiatan KIP. Disitu, kita mendatangkan para profesi yang beragam yang nantinya akan mereka kenalkan profesi masing-masing kepada anak-anak SD yang menjadi SD sasaran dari panitia KIP. Ada 8 SD di kabupaten Purworejo yang memenuhi kriteria-kriteria khusus dalam seleksi pemilihan.
Kebetulan saya kebagian menjadi panlok dokumentasi di SD Wonosuko kecamatan Kemiri. Letaknya tidak jauh dari Kutoarjo, dan hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di lokasi. Sebelum hari inspirasi, ada hari briefing yang harusnya diikuti oleh seluruh panitia dan relawan. Hari briefing bertujuan untuk menjelaskan seluruh rangkaian acara dan mengangkut seluruh panitia fasil dan relawan ke SD masing-masing. Namun karena suatu kendala, saya absen tidak mengikuti briefing. Akhirnya pagi-pagi betul saya berangkat ke SD Wonosuko. Kebetulan sebelumnya saya pernah mengikuti survey lokasi bersama rekan ke lokasi tersebut. Jadi lebih mudah untuk sampai ke lokasi tanpa kendala.
Saya langsung menuju rumah pak lurah, karena disitu sebagai tempat persinggahan relawan menginap. Berkenalan, bertemu dengan wajah-wajah inspiratif dari berbagai kota. Ada kak Jewel seorang pengusaha muda dari Salatiga, kak Tri dosen muda dari Jogja, kak Zuhud ahli gizi dari Kudus, kak Tiwuk pekerja sosial dari Bantul, ibu dokter Uut dari Cilacap, kak Riana akuntan muda yang ternyata rumahnya Cuma tetangga desa Pogung, kak Irwan arsitektur muda dari Jakarta, kak Firman insinyur dari Brebes, kak Umam, kak Imron fotografer dari Surabaya, dan mas Bagus videografer handal dari Wonogiri. Senang banget bisa bertemu mereka. Dan saya mulai menyadari bahwa saya sangat mengidolakan seorang relawan yang punya hati dan keunggulan yang semata-mata tidak untuk dirinya sendiri, namun mereka mau berbagi pada orang lain.
Cukup berkenalan, kami pun langsung bergegas menuju SD Wonosuko. Seneng banget bisa melihat lagi keceriaan anak-anak SD. Saya hanya diberi tugas mengabadikan moment. Cuma diberi waktu sampai jam 9, dan harus kembali ke lokasi refleksi di gedung SKP Semawung. Jadi nggak banyak juga waktu bersama anak-anak juga relawan. Walaupun Cuma sekejap, pengalaman itu tetap saya ingat dan akan menjadi sejarah kalo dulu saya pernah bertemu dengan relawan-relawan hebat di kelas inspirasi Purworejo.
Tiba saatnya refleksi, lokasinya di gedung SKP dekat SMK N 2 Purworejo di desa Semawung. Disitu para relawan diminta untuk menyampaikan kesan pesan terhadap kegiatan yang mereka sampaikan ke anak-anak SD. Semua relawan dari 8 SD berkumpul. Semakin nampak wajah-wajah kebaikan disana. Mereka adalah sebagian kecil manusia yang punya kontribusi mengubah masa depan Indonesia, terutama untuk Purworejo pada khusunya.

Tanggapan Orang Tua
Ada kebahagiaan tersendiri ketika mendengar dukungan dari orang tua. Meskipun jarang, dan kebanyakan masih berupa penolakan. Dukungannya hanya berupa, saya boleh mengikuti banyak komunitas di Purworejo supaya banyak teman. Hanya sebatas banyak teman, tak lebih. Pikiran mereka belum luas. Mereka tidak berfikir bahwa anaknya butuh pengalaman, butuh hiburan. Mereka tidak berfikir bahwa anaknya sudah mulai tumbuh dewasa, yang membutuhkan tempat bernaung untuk menggali potensi. Mereka hanya menempatkan saya pada botol tertutup yang sebenarnya saya pun tidak menikmatinya.
Saya juga sempat merasa iba, ketika orang lain di luar sana memuji saya karena kerelawanan yang saya lakukan, disamping itu orang tua malah sebaliknya. Mungkin juga ada maksud baik lain yang belum saya ketahui dari sikap orang tua.

Cek it out. . rangkaian acara kami
kami dari tim dokumentasi

rapat di sma 7 pwr

rapat di hotel intan

keseruan games 

melanjutkan games entah apaaaa

bersama relawan sd wonosuko di prameks

teman seumuran hikhik

calon orang sukses. .  amiin

sdn wonosuko, kemiri

cita-citakuuuuu

keseruan refleksi di skp semawung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gasskeun Curug Muncar

Assalamualaikum. . Halo halo sahabat petualang lokal. . emm setelah sekian lama nggak update dolan, aku mau cerita sedikit nih menge...